Biografi

Resign Kerja Usaha Aksesoris Modal Seratus Ribu

Profil Pengusaha Ita Yudi

usaha bros kawat

 
Nasib orang siapa tau, resign kerja usaha aksesoris dan mampu berkembang. Padahal dia cuma modal seratus ribu. Kisah pengusaha bernama Ita Yudi pernah merasakan bekerja. Dia dulu bekerja sebagai pegawai perusahaan. Ita mengerjakan proyek- proyek dengan rekan kerja laki- laki semua.

Dia merasa tidak nyaman. “Isinya laki- laki semua, saya tidak nyaman,” tuturnya. Ita seolah mati kutu ketika bekerja di kantor. Mending dia memilih resign walaupun harus menganggur. Kan rekan kerja laki- laki semua, padahal Ita ini senang koleksi aksesoris dan mereka tidak pakai.

Terpaksa Menjadi Pengusaha

Hambar tidak punya bahan obrolan apalagi dirinya berhijab. Ita semakin tidak nyaman karena harus di lingkungan tersebut. Walau dia berhijab namun menyukai aneka aksesoris. Ia pandai memadunya dengan hijab. Dia menyukai bros kemudian mau membikin sendiri.
“Saya ingin mempunyai bros buatan sendiri. Trial dan error terus sih, tetapi saya harus mencoba,” ia bertekat.
Awalnya dia membuat untaian kawan dipadukan manik- manik. Entah itu dijadikan bentuk bunga, binatang, ataupun abstrak tetap menarik dipandang. Selain bahan kawat, ia juga mencoba memakai clay atau lilin, bahkan berbahan kain sisa produksi garmen.
Ita nampak lebih menikmati pekerjaannya sekarang. Dari berbagai bahan dibuatnya aneka kerajinan bros. Mulai dari bahan metal, kawat, benang wol rajutan, kain bekas garmen dan clay. Bahan- bahan sederhana itu disulap menjadi indah.

Semua bahan mudah dicari dan didapatkan. Seperti limbah kain yang didapatkan dengan meminta ke perusahaan garmen. Memulai usaha aksesoris memang bermodal sedikit. Ia cuma keluar uang seratus ribu. Dia kan sudah mempunyai alat tang yang memang umum ada.

Dulu dia sempat kesukaran mencari kawat jenis begini. Tetapi sekarang banyak orang jual, uang Rp. 10 ribu sudah cukup buat beli kawat. Kawat- kawat dipotong kecil kemudian digunakan menjadi pola. Kawat kecil berujung lancip lalu dibengkokan dan dibentuk menjadi bentuk.

Tidak langsung sukses ia merasakan butuh waktu lumayan. Awal- awal dia hanya mampu menjual 1- 2 buah sehari. Rata- rata sekarang dia mampu menjual 20 pieces sehari. Bertambah setiap waktu, ini berkat dia terus mengedukasi pasar, maka nilai puluhan pieces tidak berlaku lagi.

Ini menjadi laris manis berkat animo masyarakat meningkat. Tren berhijab juga mendorong aksesoris jenis bros lebih berkembang. Produknya bisa laris manis layaknya kacang goreng kaki lima. Dahulu yang tertarik sedikit sekali, sekarang banyak orang tidak hanya dalam negeri tetapi luar negeri juga.

Ia mengatakan produknya lebih murah berkualitas. Tidak perlu pergi membeli dari Bangkok atau China. Dia mampu menyaingin mereka. Ita pun menjual lebih variatif dengan desain kekinian. Ita menjual seharga Rp.2.500 sampai Rp.10.000.

Ita tidak membatasi kreasi. Dia mampu membuat aksesoris berbatu mulia. Material yang digunakan bahkan kristal swaroski. Ini dijual sampai Rp.500 ribuan bahkan lebih tinggi. Bentuk yang dibuat ini memang rumit.

Detail batunya ini sangat detail dan sempurna, di dalamnya ada batu senada dengan warna kawat dan juga manik- manik. Dia lebih condong memakai batu- batuan asli Indonesia. Ingin mengangkat apa kekayaan Indonesia. Batu asli Indonesia tidak kalah indah dengan bebatuan luar seperti swarovski.

Tidak semua bahan mudah didapatkan karena masih impor. Terkadang Ita harus membeli bahan ini dari luar negeri, utamanya China. Bersyukurlah pesanan terus berdatangan sehingga cukup modal. Ia mendapatkan pesanan sampai ribuan.

Para distributor akan mendatangkan material melalui pesanan dulu. Material sampai 75% dibeli dari China dan tercukupi. Banyak orang memulai bisnis sejenis maka sudah banyak bahan. Distributor langsung menanggapi dengan membeli bahan ini.

Ibu dari tiga anak memiliki 40 orang karyawan binaan. Mereka merangkai aneka bahan berbagai jenis dijadikan bros. Ia mengaku tidak membutuhkan toko besar atau kios. Rumah pribadinya di daerah Kalimalang, disulap menjadi pabrik sekaligus memajang produk- produk.

Ia pun rajin bekerja sama dengan butik- butik di ibu kota. Para pekerja merupakan ibu rumah tangga radius kecamatan. Bertanya mengenai pendapatan perbula dirinya enggan. Bisnis menurutnya tidak dapat dihitung pasti. Pastinya dia mampu menjual ratusan aneka macam aksesoris perbulan.

Dia mengingatkan menjadi berbeda menghadapi persaingan. Ita mengingatkan untuk selalu membaca dan memperhatikan pasar. Kamu harus rajin membaca entah dari buku ataupun browsing internet.


, Terimakasih telah mengunjungi Biodataviral.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Terviral.id, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Comments

Most Popular

To Top