Biodata

Sutrisno (1975-…): Juara Dunia yang Cinta Lampung

TUBUHNYA pendek, tapi kekar. Bicaranya kental dengan aksen bahasa Jawa. Pembawaannya tenang dan santun, tetapi bila tertawa sangat lepas dan renyah.

Kesan lugu, pemalu, dan polos sangat jelas tergambar dari wajahnya. Tetapi, siapa sangka bila ia adalah seorang juara dunia sekaligus pemegang rekor dunia yang belum terpecahkan sampai pertengahan 2008 ini.

Dia adalah Sutrisno, atlet angkat berat kebanggaan Lampung dan Indonesia. Usianya tidak muda lagi, 33 tahun. Sutrisno adalah salah satu masterpiece yang diciptakan lewat tangan dingin pelatih angkat berat dan angkat besi legendaris asal Pringsewu, Tanggamus, Imron Rosadi.

Memang, selain Sutrisno, masih banyak lagi juara-juara dunia yang lahir dari tangan dingin pelatih yang sudah berkiprah lebih dari tiga dasawarsa itu. Tetapi, Sutrisno adalah sebuah keistimewaan. Dia membuat nama Lampung dan Indonesia harum. Siapa sangka seorang pemuda ®MDRV¯ndeso®MDNM¯ yang lugu ini adalah seorang juara dunia.

Sebenarnya, Sutrisno relatif terlambat menekuni olahraga otot ini. Bapak tiga anak ini bergabung Padepokan Gajah Lampung di Pringsewu pada 1992 di usia 17 tahun. Sejak awal, Imron Rosadi sudah mengarahkannya untuk menekuni angkat berat. Baru empat bulan berlatih, Sutrisno mengikuti kejuaraan wilayah di Padang, Sumatera Barat, dan pulang membawa perak.

Setelah itu, ia terus berlatih di bawah disiplin tinggi dengan Imron Rosadi yang terkenal keras terhadap anak didiknya. Pada PON pertama yang diikuti, tahun 1996 di Jakarta, lifter kelahiran Natar, 20 Maret 1975 itu menyumbangkan perunggu untuk kontingen Lampung.

Pada tiga penyelenggaraan PON berikutnya, tahun 2000 di Surabaya, 2004 di Palembang, dan 2008 di Kalimantan Timur, Sutrisno berturut-turut meraih emas. Hattrick emas di tiga penyelenggaraan pesta olahraga terbesar Tanah Air itu menegaskan Sutrisno adalah lifter angkat berat terbaik Indonesia di kelasnya.

Prestasi puncak dalam negeri sudah digapainya. Untuk pentas internasional, debutnya dilakukan pada 1994 di Kejuaraan Dunia Junior dan langsung menjadi juara di kelasnya, 60 kg.

Sukses Sutrisno di level junior berlanjut ke tingkat senior. Pada 2005 di Miami, Amerika Serikat, Sutrisno menahbiskan diri menjadi manusia berbobot tubuh 56 kg terkuat sejagat dengan menjadi juara dunia. Tidak tanggung-tanggung, ia mencetak rekor dunia dengan angkatan total 742,5 kg.

Anak kedelapan dari sembilan bersaudara ini absen pada Kejuaraan Dunia 2007, tetapi berprestasi tinggi di Kejuaraan Asia 2007. Pada event yang berlangsung Mei 2007 di Chung-Chen Auditorium, Kaohsiung City, Taiwan, pria tamatan SMP ini mencatat total angkatan 743,5 kg. Angka itu melampaui rekor dunia atas namanya yang dicatat di Kejuaraan Dunia 2005, 742,5 kg.

Walaupun berstatus pemegang rekor dunia dan menjadi lifter terbaik Indonesia, Sutrisno tetaplah seorang pribadi yang santun dan rendah hati. Dia menganggap lawan sesungguhnya dalam sebuah pertandingan angkat berat adalah diri sendiri, bukan lawan.

“Kalau kita tidak bisa mengalahkan diri sendiri dan menjadi malas latihan atau takabur serta anggap enteng lawan, juara dunia nggak ada artinya,” tutur Sutrisno dalam sebuah perbincangan menjelang PON XVII 2008 di Kalimantan Timur. “Sebab, lawan terbesar justru diri sendiri, bukan orang lain.”

Sutrisno juga patut menjadi teladan dalam hal kesetiaan dan loyalitas. Dengan prestasinya sebagai juara dunia, tentu banyak datang tawaran hijrah ke daerah lain seperti yang dilakukan beberapa lifter binaan Imron Rosadi. Di daerah yang baru, gelimang materi dan janji pekerjaan tentu sudah menanti. Tetapi, Sutrisno tetap mencintai Lampung dan bergeming terhadap semua iming-iming materi duniawi.

“Saya sama sekali nggak tertarik pindah ke daerah lain. Saya tidak bisa berkhianat terhadap pelatih dan daerah yang sudah membesarkan saya. Biarlah saya hidup apa adanya di sini, tetapi tenang dan dihargai,” ungkapnya.

Selama 16 tahun berkiprah di dunia angkat berat, tidak banyak materi yang bisa dikumpulkannya. Setidaknya, ia sudah mampu membangun sebuah tempat tinggal yang layak untuk istri dan tiga anaknya di Pringsewu. Atas jerih payah dan prestasinya di tingkat dunia, Pemerintah Provinsi Lampung pun baru sebatas menghargai dengan memberinya pekerjaan sebagai tenaga honorer di Dinas Perhubungan.

Di usianya yang tidak lagi muda, Sutrisno masih belum berpikir untuk pensiun. Ia ingin terus berkiprah dan menuai prestasi demi prestasi selama ia mampu dan dibutuhkan. Jika tidak lagi mampu bersaing dengan lifter-lifter muda, ia bercita-cita melanjutkan pengabdian untuk Sang Bumi Ruwa Jurai dengan menjadi pelatih dan meneruskan hagemoni Lampung di pentas olahraga angkat besi dan berat. n

BIODATA

Nama: Sutrisno

Lahir: Natar, 20 Maret 1975
Prestasi: – PON XIV Jakarta Perunggu
– PON XV Surabaya Emas
– PON XVI Palembang Emas
– PON XVII Kaltim Emas
– Juara Kejuaraan Dunia Junior, 1994
– Juara Dunia 2005
– Juara Asia 2007, memecahkan rekor dunia atas nama sendiri
– Pemegang Rekor Dunia angkat berat kelas 60 kg dengan
angkatan total 743,5 kg
– Pemegang Rekor Asia angkatan squat 286 kg

Sumber: 

Heri Wardoyo, dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 411-413.

, Terimakasih telah mengunjungi Biodataviral.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Terviral.id, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top