
BANDAR LAMPUNG—Lantunan Surah Yasin terdengar dari rumah Firdaus Latief di Jalan Danau Maninjau No. 30, Kelurahan Surabaya, Kedaton, Bandar Lampung, Kamis (10-5) malam. Di dalamnya, ada belasan saudara dan kerabat berkumpul untuk mendoakan Henny Stevanny.
Henny adalah salah satu pramugari yang ikut dalam uji coba pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (10-5). Raut kesedihan terlihat jelas di wajah Nurlela (68), ibu kandung Henny.
Usai membacakan Yasin, dia mengusap kedua matanya yang basah karena linangan air mata. Nurlela didampingi Roslina, kakak ipar Henny. Dua hari sebelum terbang dengan Sukhoi, Henny menelepon ibunya untuk memberi kabar. “Dia nelpon dan mau bilang akan terbang. Tetapi enggak kasih tahu terbang ke mana,” kata Nurlela.
Munculnya berita Sukhoi hilang pada Rabu (9-5) di Gunung Salak, Bogor, pun membuat Nurlela penasaran. Dia seperti memiliki firasat akan anaknya yang ikut pesawat buatan Rusia tersebut. Nurlela langsung menghubungi Henny, tetapi teleponnya tidak aktif. Dalam berita terakhir, munculah nama-nama penumpang Sukhoi. Nurlela pun menemukan nama Henny di urutan ke-15.
Ibu enam anak ini mengamati berita dari kediamannya di Talangpadang, Tanggamus. Akibat berita kecelakaan pesawat ini, hampir semua keluarga berkumpul di rumah di Jalan Danau Maninjau, tempat putranya.
Ayah Henny, Sujani, pun langsung berangkat ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, bersama dengan beberapa keluarga korban Sukhoi yang lain.

Nurlela masih berharap putri bungsunya, Henny Stevanny, masih bisa selamat dan kembali pulang ke Lampung. “Dia (Henny) berencana pulang awal Juni mendatang. Dia pulang pas ulang tahun 8 Juni,” kata Nurlela, Kamis (10-5) malam.
Henny tercatat pernah menjadi pramugari berbagai maskapai. Karier pramugari pertamanya di maskapai Adam Air selama tiga tahun. Kemudian pindah ke Sriwijaya Air dan pindah lagi ke maskapai Ekspres, masing-masing dua tahun. Henny bekerja di Skay Aviation baru beberapa bulan, awal 2012 ini. “Dia jadi pramugari delapan tahun,” kata Roslina.
Sebelum menjadi pramugari, Henny pernah bekerja di bank dan sebuah mal di Palembang, Sumatera Selatan. Dia menamatkan SD dan SMP di Talangpadang, dilanjutkan ke SMA Alkautsar. Sebelum bekerja, dia menempuh pendidikan bahasa Inggris di LIA dan belajar komputer hingga jenjang diploma I.
Wanita kelahiran Talangpadang, 8 Juni 1983 ini, dikenal keluarga sebagai anak pemberani, mandiri, dan tidak pernah mau menyusahkan orang lain. Nurlela menceritakan, Henny awalnya hanya coba-coba mendaftar sebagai pramugari.
“Dahulu dia bilang hanya coba-coba ikut tes. Ingin jadi pramugari karena semua biaya pendidikan ditanggung oleh maskapai,” kenang Nurlela.
Nurlela mengenang Henny sebagai anak baik. Hampir setiap dua hari, Henny menelepon ibunya sekadar menanyakan kabar dan ingin mengajak Nurlela ke Jakarta. Anak bungsu dari enam bersaudara ini pun kerap mengajak keponakannya ke Jakarta. “Dia berencana mau ajak keponakan ke Singapura dan mau ajak saya umrah,” ujar Nurlela.
Nurlela mengatakan Henny sangat menyukai profesinya sebagai pramugari. Henny mau terus menjadi pramugari dan tidak mau berhenti. “Malah dia berlum berpikir menikah. Masih mau jalan-jalan dan terbang dengan pesawat,” kata Nurlela.
Satu per satu kerabat Henny terus mendatangi rumah di Jalan Danau Maninjau. Para kerabat terus berharap Henny bisa pulang dengan selamat. (PADLI RAMDAN/U-1)
Sumber:
Lampung Post, Jumat, 11 Mai 2012

, Terimakasih telah mengunjungi Biodataviral.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Terviral.id, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.