Biodata

David Halim (1990-…): Fisikawan dari Telukbetung

IA gemar mengotak-atik rumus sains. Tahan duduk berjam-jam jika sedang berkutat dengan angka-angka. Sebuah kegemaran yang unik, bahkan langka, pada anak SMA di Lampung seperti dia.

Hobinya “membongkar-pasang” rumus sains itu meretas jalan David Halim menuju pentas lomba Fisika dunia. Dengan sejumlah prestasi, sulung dari tiga bersaudara (semuanya laki-laki) anak pasangan Torry Atun dan Tjoe Mei Siuw ini telah menorehkan prestasi di kancah intelektual dunia dan mengharumkan nama Lampung.

Pada International Physics Olympiad (IPhO) ke-38 di Isfahan, Iran, Juli 2007, David meraih medali perunggu. Keping perunggu memang bukan yang tertinggi, tapi prestasi David berdampak baik bagi pelajar Lampung–khususnya SMA Xaverius Pahoman, tempatnya bersekolah. Ia menginspirasi pelajar menyukai sains dan tidak alergi lagi pada Matematika, Fisika atau Kimia.

Sehari-hari, David tidak berbeda dengan remaja seusianya. Suka jalan-jalan ke mal, agak pemalu, dan bicara seperlunya. Tapi, begitu diajak berbicara tentang komik dan PlayStation (PS), ia langsung semangat.
David juga mengaku awalnya kurang begitu suka pelajaran Fisika. Sejak SD, ia lebih senang Matematika dan sains. “Jadi prestasi awal saya sebenarnya bukan Fisika, melainkan Matematika dan sains.”

Tapi, ada satu hal yang menguat pada dirinya: Gemar kompetisi. Ada kepuasan tersendiri jika ia berhasil memecahkan soal atau menang lomba.

Tahun 2004, saat SMP di Xaverius Telukbetung, David menjadi anggota tim olimpiade sekolahnya untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Pekanbaru, Riau. Di situ ia langsung menyabet medali emas.
Berhasil dengan sempurna di OSN, David melaju ke event International Junior Science Olympiad (IJSO) 2005. David juga meraih emas. “Saya sendiri tidak menyangka (mendapat emas),” ujarnya saat itu.

Dua emas di kompetisi sains nasional dan internasional makin memicu semangatnya. Apalagi dia memperoleh penghargaan Satyalancana Wirakarya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diundang sebagai “tamu khusus” di Istana Negara.

David yang pemalu pun makin percaya diri. Ia katakan pada dirinya, “Jangan menyerah sebelum mencoba.” Moto itu senantiasa ada di benaknya, bahkan saat memutuskan untuk mencintai Fisika. “Saya tidak ragu-ragu lagi menjadi seorang fisikawan,” kata dia.

Setelah itu ia menjadi incaran Tim Olimpiade Fisika Indonesia bimbingan Yohanes Surya. Selama satu setengah tahun dia rela dikarantina dan digembleng tentang konsep-konsep Fisika. Bersaing dengan ratusan peserta se-Indonesia, David lolos seleksi dan maju bersama Tim Indonesia ke Asian Physics Olympiad (APhO) 2006. Remaja pemalu ini meraih honourable mention.

Bagi David, prestasi itu masih jauh dari harapannya. Ia sempat berkecil hati, tapi atas dorongan dan motivasi orang tuanya, ia kembali bangkit. Pada April 2007, ia ikut ke APhO di Shanghai, China, dan berhasil meraih medali perak.

Ketertarikan David pada sains makin kuat saat APhO di Shanghai. Ia kagum melihat robot cerdas yang diciptakan Museum Sains dan Teknologi Shanghai. Begitu juga SMA favorit Shanghai yang memiliki fasilitas laboratorium melebihi laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Berbeda sekali dengan negara kita. Di sana, setiap sekolah memiliki laboratorium. Ruang kelas disatukan dengan laboratorium sehingga siswa bisa belajar sambil langsung praktik,” kata dia.

Dua bulan kemudian, David dan Tim Olimpiade Fisika Indonesia kembali digembleng Yohannes Surya. Mereka harus berjuang mempertaruhkan nama bangsa di dunia internasional. Juli 2007, remaja yang hobi bermain game ini maju ke International Physics Olympiad (IPhO) ke-38 di Isfahan, Iran. David menyumbangkan satu medali perunggu.

Kemauan Besar

Prestasi yang diukir David Halim tentu tidak muncul begitu saja. Selain bakat alam, dia punya kemauan besar dan didukung kedua orang tuanya. Tjoe Mei Siuw sudah melihat bakat anak sulungnya sejak kelas III SD. “Dia ngerjain sendiri, dia tulis-tulis rumus sendiri, hitung sendiri. Kalau ®MDRV¯nggak®MDNM¯ bisa, kadang nanya ke kita,” kata ibunya.

Ada satu sifat David yang tidak hilang sejak kecil: Rasa ingin tahunya yang sangat tinggi. David kecil tidak akan berhenti berpikir sebelum soal Matematika atau Fisika di hadapannya terjawab dengan sempurna.
Kepintarannya juga bukan karena dibantu buku-buku canggih. Di ruang tamu rumah orang tuanya yang berukuran 4 x 4 meter persegi, hanya ada sofa, satu set komputer, dan papan tulis. Di situlah David bergumul setiap hari dengan rumus dan soal-soal Matematika, Fisika, dan Kimia. “David sering belajar sendiri, coret-coret rumus dan soal di papan itu. Kalau ada ulangan, dia belajar sampai bisa, setelah itu baru dia main dengan teman-temannya,” kata Tjoe Mei Siuw.

Tahun 2008, David diterima jadi mahasiswa Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Lamaran beasiswa di NTU langsung diterima ketika ia menyodorkan semua piagam yang pernah ia raih: Medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN), medali emas International Junior Science Olympiad (IJSO), honourable mention, dan medali perak di Asian Physics Olympiad (APhO), serta medali perunggu Internasional Physics Olympiad (IPhO). “Saya tidak tes lagi. Hanya diminta hasil tes TOEFL menggunakan internet based,” ungkapnya.

Sebagai mahasiswa berpredikat beasiswa, David bebas biaya kuliah, asrama cuma-cuma, dan mendapat uang saku. Kenapa ia kuliah di luar negeri? Sebab, tidak ada tawaran dari perguruan tinggi Indonesia. n


BIODATA

Nama: David Halim
Lahir: Bandar Lampung, 24 April 1990
Agama: Buddha
Ayah: Torry Atun (47)
Ibu: Tjoe Mei Siuw (38)
Adik-Adik: Daniel Halim (7 April 1992
Hendry Gunawan (4 September 1993)

Pendidikan:
– TK Xaverius 1997–1998
– SD Xaverius 1998–2003
– SMP Xaverius 2003–2005
– SMA Xaverius 2005–2008
– Nanyang Technological University, Singapura (beasiswa, 2008)

Moto: Jangan menyerah sebelum mencoba

Prestasi dan Penghargaan:
– Medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP 2004
– Peringkat pertama Kompetisi Matematika se-Indonesia (PASIAD) 2005
– KNPI Award sebagai Pelajar Berprestasi Kota Bandar Lampung Bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2005
– Medali emas IJSO 2005
– Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI 2005
Honourable mention APhO 2006
– Medali perak APhO 2007
– Medali perunggu IPhO 2007



Sumber:
Heri Wardoyo dkk. 2008. 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Bandar Lampung: Lampung Post. Hlm. 425-427.


, Terimakasih telah mengunjungi Biodataviral.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Terviral.id, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top